Kamis, 08 Januari 2009

PROPERTI ANGUNAN YANG BAIK untuk MEM-BACK UP BISNIS LAINNYA (bagian 3)

PROPERTI ANGUNAN YANG BAIK untuk MEM-BACK UP BISNIS LAINNYA (bagian 3)

Mbah Purdi E. Chandra, pengusaha pendidikann Indonesia sekaligus pemain di bisnisw Properti, memberikan saran dalam sebuah seminar di Jakarta. Jika Anda memiliki property sebisa mungkin jangan dijual. Tentu saja, kecuali jika kita berbisnis jual-beli Properti. Pasalnya, property yang kita miliki bisa kita gunakan untuk membiayai bisnis lain sekaligus mem-back up kerugian dalam bisnis yang sedang dijalankan.
Sebagai contoh. Purdi pertama membeli sebuah gedung seharga 4.5 miliiar rupiah di Yogyakarta. Selanjutnya dia menggunakan rumah tersebut untuk membuka usaha supermarket dengan investasi sebesar 3 milliar rupiah. Satu tahun berselang, usaha supermarketnya bangkrut dan ditutup. Aduh rugi dong?
Benar secara akuntansi, Purdi mengalami kerugian sebesar 3 miliar rupiah,namun nilai gedung yang dia beli setahun sebelumnya sudah naik sebesar 15 miliar rupiah saat dilego. Kesimpulanya kerugian usaha ter-cover oleh kenaikan harga property. Dengan begitu secara bisnis, dia tidak mengalami kerugian.
Lebih lanjut, bos primagama ini menjelaskan bahwa property yang kita miliki juga bisa dimanfaatkan untuk modal usaha, bahkan dapat diambil uangnya setiap tahun.Wah, tentu sangat asyik, bukan? Bagini ceritanya….
Saat masih merintis usahanya.Purdi membeli rumah dengan luas tanah 400 m2 dengan luas bangunan 180 m2 seharga 67 juta rupiah. Untuk membiayai pembelian ini, dia mendapat KPR dari Bank Papan sebesar 50 juta rupiah.
Tahun berikutnya, dia mengagunkan rumah tersebut ke Bank BTN. Dia katakana bahwa dia membutuhkan modal untuk mengembangkan Primagama dan masih punya hutang di Bank Papan dengan agunan rumah. Dia meminta petugas bank untuk melakukan penilaian jika rumah tersebut diagunkan ke Bank BTN. Maksudnya, dia ingin mengetahui besaran kredit yang ia dapatkan dari Bank BTN. Setelah dilakukan penilaian, ternyata Bank BTN berani mengucurkan kredit sebesar 150 juta rupiah.
Dengan uang 150 juta rupiah dari bank BTN tersebut. Purdi melunasi sisa cicilan hutang di bank Papan dan sisanya digunakan sebagai modal untuk membuka cabang Primagama.
Tahun berikutnya, dengan metode yang sama, Purdi mengambil pinjaman dari Bank Exim sebesar 250 juta rupiah. Dengan uang sisa itu. Dia mengembalikan pinjaman bank BTN dan menggunakan sisanya untuk membuka cabang Primagama. Selanjutnya, Bank BRI memberikan pinjaman sebesar 350 juta rupiah dan terakhir bank BNI mengucurkan kredit sebesar 600 juta rupiah
Sekarang setelah 14 tahun berselang, harga rumah Purdi senilai 67 juta rupiah dengan luas 180 m2 sudah menjadi 1 milliar rupiah dan mengalami renovasi sehingga luas bangunannya menjadi 350 m2. Dasyat bukan?
Kata orang “Itu kan namanya gali lubang tutup lubang?” Menanggapi pernyataan seperti itu, dengan santai orang nomor satu di Primagama ini mengatakan”oo tidak. Saya tidak gali lubang Namun, saya justru memperbesar lubangnya. Lubang yang kecil bisa membuat orang terjatuh. Namun, lubang yang besar bisa saya pakai untuk membuat kolam renang sehingga justru bermanfaat. Wah….wah…Bravo Mbah Purdi.. Anda tertarik….ikutan bisnis properti?

Tidak ada komentar: